SULUT,focusflash.id-Penerangan Lanud Sam Ratulangi Manado.Kekuatan penuh Pangkalan TNI AU Sam Ratulangi kembali dikerahkan Komandan Lanud Sam Ratulangi Marsma TNI Mohamad Satriyo Utomo, S.H., untuk menciptakan dan meningkatkan _Herd Immunity_ bagi masyarakat Sulawesi Utara dalam Serbuan Vaksinasi di Balai Prajurit Lanud Sam Ratulangi, pada hari Sabtu-Minggu (21-22/08/2021).
“Alhamdulilah, puji Tuhan, kembali Lanud Sam Ratulangi dapat menyelenggarakan serbuan vaksinasi, kali ini dilaksanakan selama dua hari, Sabtu dan Minggu. Semua ini dilaksanakan berdasarkan instruksi dan perintah untuk mendukung program pemerintah. TNI khususnya TNI AU secara berjenjang dari Panglima TNI, Kasau, Pangkoopsau II, memerintahkan kepada Lanud jajaran termasuk Lanud Sam Ratulangi untuk melaksanakan Serbuan Vaksinasi ini”, ujar Marsma TNI Mohamad Satriyo Utomo, S.H., dalam wawancara dengan Penerangan Lanud Sam Ratulangi.
Menurut penjelasan Danlanud, pihaknya menyediakan 453 vial dosis kedua Biofarma atau Sinovac dan 16 vial untuk Astra Zeneca. Astra Zeneca ini disiapkan untuk masyarakat yang belum melaksanakan vaksinasi sama sekali, terutama yang belum mendapatkan vaksinasi Biofarma Dosis kedua. Serbuan Vaksinasi ini gratis bagi anak-anak usia dua belas tahun keatas, dewasa maupun lansia.
Tujuannya adalah untuk membentuk komunitas masyarakat Sulut yang memiliki _Herd Immunity_, guna memberikan perlindungan secara tidak langsung atau kekebalan kelompok yang tinggi agar terhindar dari infeksi dan juga melindungi masyarakat yang tidak kebal dengan virus Covid-19. “Agar masyarakat Sulawesi Utara terbentuk komunitas yang memiliki kekebalan tubuh yang baik. Dalam rangka untuk menangkal virus Covid yang masih melanda Indonesia dan dunia. Mudah-mudahan dengan adanya percepatan Serbuan Vaksinasi dapat menuntaskan Covid-19. Sehingga kita dapat menjalani kehidupan normal kembali. Saya mengajak masyarakat agar segera datang ke Balai Prajurit untuk menerima vaksin”, pesan Komandan Lanud Sam Ratulangi.
*Herd immunity* atau kekebalan kelompok adalah bentuk perlindungan tidak langsung dari penyakit menular yang terjadi ketika sebagian besar polulasi menjadi kebal terhadap infeksi, sehingga bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut ikut terlindungi. Misalnya, jika 80% populasi kebal terhadap suatu virus, empat dari setiap lima orang yang bertemu seseorang dengan penyakit tersebut tidak akan sakit dan tidak akan menyebarkan virus tersebut lebih jauh. Dengan cara ini, penyebaran penyakit tersebut dapat dikendalikan. Bergantung pada seberapa menular suatu infeksi, biasanya 70% hingga 90% populasi membutuhkan kekebalan untuk mencapai kekebalan kelompok.*(Authentifikasi: Kepala Penerangan Lanud Sam Ratulangi Mayor (Sus) Sanra Michiko Moningkey. Foto oleh Serda Ridwan Ramadhan; Video Prada Adrianto Lantowa).*Sumber: Kementerian Kesehatan RI.team