Ketua DPD AKRINDO Kepulauan Nias mengutuk keras Oknum Premanisme Pemukulan Wartawan di pelabuhan Gunungsitoli.
Focusflash.id – Sumut, Salah seorang wartawan media Mitra Poldasu Jurdil Laoli di keroyok sejumlah preman di pelabuhan Gunungsitoli saat melakukan tugas peliputan diatas Kapal Wira Glori, PT.Wura Jaya Logitama Cabang Gunungsitoli.Sabtu (12/03/2022) sekira pukul 22.50 wib.
Salah satu dari tiga awak media yang melakukan peliputan Melianus.Laoli menjelaskan bahwa “sebelumnya kami masuk di area pelabuhan ini, ada informasi dari masyarakat terkait dugaan adanya Pungli kepada penumpang diatas Kapal.
Hal ini telah di izinkan Pak Merdi Loi sebagai KSOP untuk mengadakan peliputan sekaligus investigasi terkait informasi dari masyarakat.
Sesampai kami disana kami ketemu ABK Kapal dan dia memberikan Nomor Handphone Kapten Nuh untuk konfirmasi terkait persoalan tersebut, lalu saya telfon beliau dan beliau mengarahkan kami menjumpai dia di anjungan kapal sekaligus diantar ABK kapal, sehingga kami berfoto bersama dengan Kapten Nuh”. Ucap Laoli.
Ketika keluar dari anjungan Kapal, ABK menahan kami mengatakan tunggu sebentar biar saya telfon Ama Carlin. Kami juga tidak tau siapa Ama carlin dan tujuan apa dia ketemu. Selama 20 menit, tiba-tiba datang mereka sebanyak Pat orang menghampiri kami dan melontarkan kata kata kotor terhadap wartawan. Dan saat itulah mereka mendorong, menendang dan meninju Jurdil Laoli sampai terjatuh. Ungkap Melianus.
Kemudian saat awak media konfirmasi Kepada KSOP Pelabuhan Gunungsitoli Merdi Loi membenarkan bahwa sudah memberi Izin.
“Saya sudah memberi izin kepada mereka secara lisan saat Jurdil Laoli menelfon saya. Saya katakan silahkan lakukan tugas peliputan dan koordinasikan kepada petugas yang ada di lapangan dan seandainya ada dugaan pungli, bagaimana kalau hari Senin 14/03/2022 kita bicarakan apa yang menjadi pungli di Pelabuhan Gunungsitoli. karena teman media harus malam itu saya tidak melarang mereka, nanti di bilang ada apa dengan KSOP. Jelas Merdi Loi.
Ketua DPD AKRINDO Kepulauan Nias, Edison Sarumaha, S.Pd memberikan pernyataan ketika di minta tanggapan oleh awak media terkait pemukulan wartawan saat melakukan tugas peliputan di pelabuhan laut Gunungsitoli.
Kejadian pemukulan pada wartawan saat melakukan peliputan di pelabuhan laut Gunungsitoli pada hari sabtu, 12 Maret 2022, pukul 22.50 WIB, hal tersebut terjadi setelah melakukan peliputan dan menanyakan pada koordinator bagasi dasar pengutipan uang pada penumpang kapal, karena tidak bisa diberi penjelasan dasar hukum pengutipan uang tersebut maka mereka berusaha menemui kapten untuk mendapatkan penjelasan yang akurat dan logis.
setelah berdialog dengan kapten Nuh selang beberapa waktu kemudian foto bersama dengan jurnalis dengan senang hati tanpa masalah.
karena kapal mau berangkat maka para jurnalis mohon pamit pada kapten Nuh. Ketika mau pulang ABK panggil jurnalis untuk menunggu sebentar, para jurnalis pun menunggu dengan asumsi bahwa ada penjelasan tentang pungutan liar yang dilakukan oleh ABK.
Ternyata beberapa menit kemudian datang sekelompok preman dan melakukan pemukulan kepada jurnalis dan melontarkan kata-kata hinaan, akibat kejadian tersebut salah seorang jurnalis terpaksa mengalami lebam dan luka parah kemudian dilarikan ke rumah sakit dan HP korban pun rusak sementara yang lain hanya kena pukulan ringan.
Berdasarkan kejadian tersebut maka saya sebagai ketua DPD AKRINDO kepulauan Nias mengutuk keras tindakan premanisme yang melakukan pemukulan kepada wartawan yang sedang melakukan tugas di lapangan, dan disinyalir ada oknum aparat yang mengerahkan para preman tersebut untuk melakukan penganiayaan pada wartawan.
Lanjut Edi, kalau hal ini benar maka diserukan kepada pimpinan aparat tersebut untuk memberikan tindakan tegas kepada yang bersangkutan.
Sangat di sesali tindakan kapolpos dan anak buahnya yang saat itu berada dilokasi kejadian namun terjadi pembiaran pemukulan kepada wartawan tanpa tindakan terhadap para preman yang melakukan pemukulan pada wartawan, oleh karenanya di harapkan kepada bapak Kapolres Nias untuk mengevaluasi kinerja bawahan yang bertugas dengan tidak tanggap terhadap situasi dan kondisi, karena keberadaan pos polisi disana untuk memastikan situasi aman dan kondusif serta memberikan perlindungan dan mengayomi masyarakat sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
Korban yang telah melapor di Polres Nias para preman yang telah melakukan penganiayaan diharapkan supaya segera diproses dan pelaku ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka sesuai dengan hukum yang berlaku. Tegas Edi mengakhiri pernyataannya. (ef/taf).